Tips dan Strategi Peningkatan Daya Saing UMKM

Daftar Isi

Tips dan Strategi Peningkatan Daya Saing UMKM

Guntursapta.com
- Meski jumlah UKM di Indonesia saat ini sekitar 50 juta, namun tidak sebanding dengan tingkat daya saing UKM tersebut, baik lokal maupun internasional. Ternyata sekitar 70% memulai usaha karena desakan ekonomi, bukan karena memiliki produk yang unik atau ketrampilan pada bidang tertentu.

Kebanyakan UKM hanya melakukan proses produksi menjualnya, sehingga daya saing UKM Indonesia sulit bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar. Tentu saja kondisi ini membuat sebagian besar UKM Indonesia tidak memiliki daya saing.

Untuk bertahan dan berkembang dalam dunia bisnis kita harus memiliki ketrampilan bekerja profesional dan inovasi bisnis. Paling tidak pelaku UKM Indonesia bisa melakukan 5 hal agar bisa meningkatkan daya saing baik lokal maupun internasional.

INOVASI

Dalam bisnis inovasi adalah segala-galanya. Inovasi melahirkan produk yang unik, dan unik adalah awal daya saing. Konsumen membeli sesuatu yang beda dari kategori produk yang sama. Membeli barang lama akan cepat menimbulkan kebosanan. Hanya kerja keras akan melahirkan kreativitas. Produk yang unik alias beda dari yang lain adalah awal sukses bisnis UKM.

BRANDING

Penyebab kegagalan UKM adalah tidak melakukan branding. Bahkan branding pun rancu dengan iklan atau merek. Rata-rata UKM hanya menciptakan logo dan kemasan yang indah. Lalu beranggapan produknya akan laku, ternyata tidak cukup.

Seperti saya katakan didepan produk yang unik akan mampu membangun brand lewat pengalaman pertama yang berkesan dengan konsumen. Logo dan kemasan menjadi tanda atas berulangnya kesan pertama pada kesempatan berikutnya terjadi, BRAND ROYALTI.

MARKETING

Marketing mix adalah Product, Price, dan Promotion. Karena jadi awal terjadinya Brand maka PRODUK penting bagi UKM. 60% dari usaha UKM harus fokus pada produk yang UNIK. 

DNA produk harus jelas asal usul, silsilah, lakukan inovasi agar jadi unik. Kalau mudah ditiru, brand anda berumur pendek. PRICE pada UKM biasanya adu murah, karena produknya generik, kalau produknya generik, kalau produknya unik, apalagi satu-satunya bisa Premium Price. Bila produk unik harga premium maka margin cukup besar untuk tambah mesin-mesin produksi. Kalau margin tipis lama-lama menggerus modal. PLACE, biasanya UKM melakukan distribusi sendiri, jarang menggunakan distributor atau agen, karena masih partai kecil. PROMOTION, gak perlu iklan, manfaatkan WOM (Word of Mouth) Kalau pengalaman pertama berkesan WOM akan lahir dengan sendirinya.

MANAGEMENT

Pelaku UKM harus belajar manajemen. How to get done by people, masalahnya SDM di UKM rata-rata 1,7%. Yang artinya pelaku UKM sebagai single fighter dibantu oleh suami, anak, ibu, supir, pembantu rumah tangga hehehe.

PERSONAL BRAND

Sebagai single fighter pelaku UKM bisa bertemu langsung dengan konsumen (ya terima order, ya masak, ya terima uang).

Business is no longer profit maximalization but create costumer (Peter Drucker). Branding timbul bila terjadi Sensasi pada pertemuan pertama antara produsen dan konsumen. Produk harus unik agar ketika pertemuan pertama dengan konsumen terjadi sensasi yang berkesan. Iklan menggambarkan sensasi pengalaman pertama melalui media. Bila di ulang-ulang bisa terjadi branding karena branding adalah persepsi . Jadi iklan itu seakan-akan pengalaman pertama penuh sensasi. Pura-pura akting, gak asli, penuh gincu, pencitraan tok. (Sumber : Twitter @anasntb)