5 Dampak Negatif Kekurangan Gizi yang Bisa Terjadi pada Anak
Selasa, 12 November 2019
Masa kanak-kanak
adalah masa penjajakan. Oleh karena itu, ia memerlukan banyak gizi setiap hari.
Bahkan kebutuhan akan gizi lebih besar ketimbang orang dewasa. Apa yang terjadi
jika ia mengalami kekurangan
gizi? Tentu berbagai penyakit jadi mudah menyerang. Sistem
kekebalan tubuh juga menurun. Berikut dampak negatif akibat kurang gizi.
Dampak Negatif Kekurangan Gizi yang Bisa Terjadi pada Anak
1. Diare
Sejauh ini, penyebab
diare secara umum bisa dihitung dengan jari. Mulai dari efek intoleransi pada
makanan hingga terinfeksi oleh virus tertentu. Pada taraf ringan, memang
gejalanya tidak mudah terlacak. Tapi hilangnya cairan maupun ion dalam jumlah
besar tentu bukan hal yang sepele. Bahkan di tahap serius, penyakit ini bisa
membawa kematian.
Saat si kecil terkena
diare, ia rentan sekali dengan dehidrasi. Akibatnya, organ dan jaringan tubuh
jadi tidak bisa bekerja secara optimal. Di tahap yang serius, diare bisa
menyebabkan kejang-kejang, gangguan ginjal, sampai syok hipovolemik. Maka dari
itu, biasakan untuk sedia makanan yang mengandung probiotik. Kemudian jangan
lupa untuk perbanyak minum tiap hari.
2. Pneumonia
Di tahun 2015,
berdasarkan data dari WHO, ada lebih dari 900 ribu anak berusia kurang dari 5
tahun yang meninggal akibat pneumonia. Sederhananya, penyakit akibat kekurangan gizi ini memiliki dampak
yang begitu destruktif. Sedangkan di Indonesia sendiri, pada tahun 2017 kurang
lebih 2000 balita meninggal akibat penyakit ini.
Mengapa penyakit pneumonia
bisa menyerang anak-anak? Dalam sejarahnya, penyakit ini hanya menyerang
seseorang dengan ciri khusus. Mulai dari balita, perokok, seseorang dengan
kekebalan tubuh yang rendah, sampai penderita penyakit kronis. Adapun penyebabnya
bisa dikarenakan jamur, bakteri, virus, hingga mikoplasma.
Bagaimana cara
mendeteksi si kecil yang terkena penyakit pneumonia? Penyakit infeksi pada kantong
udara di paru-paru ini menimbulkan beberapa efek yang bisa dideteksi. Si kecil yang
mengalaminya akan lebih sering mual-mual, diare, sesak napas, demam, serta meningkatnya
detak jantung. Saat ia menarik napas, dada juga terasa begitu nyeri.
3. Malaria
Umumnya, penyakit
malaria disebabkan oleh gigitan nyamuk. Tapi, apakah sesederhana itu? Rupanya, faktor
gizi juga turut berperan dalam masuknya parasit malaria ke dalam tubuh si
kecil. Ketika tubuh dalam keadaan fit
atau segar-bugar, dampak dari parasit bisa ditanggulangi oleh sistem kekebalan
dalam tubuh. Begitu pula sebaliknya.
Biasanya, gejala pasca
masuknya parasit malaria baru kelihatan dalam rentang waktu 6-12 jam. Tandanya
antara lain badan mulai menggigil, suhunya naik, dan tubuh mendadak lemas.
Dalam kondisi normal, penyakit ini bisa sembuh dalam beberapa hari saja. Tapi khusus
untuk anak yang memiliki kadar gizi yang rendah, bisa berakibat fatal, bahkan
kematian.
4. Perkembangan Motorik Jadi Melambat
Dalam menjalani
rutinitas sehari-hari, si kecil sangat memerlukan aktivasi dan perkembangan
dari saraf motorik. Fungsinya tidak hanya untuk menjalani aktivitas fisik saja,
tetapi juga untuk mengasah spontanitas gerakan pada tubuh. Ada banyak cara
untuk mengasah saraf motorik pada anak. Mulai dari melempar bola, jalan cepat,
buka-tutup halaman buku, dan lain-lain.
Hanya saja, khusus
untuk anak yang mengalami kendala perihal gizi, perkembangan motoriknya
cenderung lambat. Akibatnya, saat anak-anak lain sudah banyak melakukan
aktivitas, ia cukup kesulitan untuk mengikuti gerakan mereka. Maka dari itu,
mulai dari sekarang untuk lebih memperhatikan soal kebutuhan makanan bergizi
untuk si kecil sebelum terlambat.
5. Mudah Terkena Penyakit Infeksi
Dari mana saja infeksi
penyakit bisa terjadi? Macam-macam. Bisa dari gigitan serangga, luka dari benda
tajam, suntikan, terkena benda keras, dan lain-lain. Pada saat yang sama, tubuh
akan merespons dengan lebih defensif. Maksudnya, saat bagian tubuh mengalami
memar, luka, atau goresan, maka sistem kekebalan tubuh bisa dengan cepat
memulihkannya.
Namun hal itu tidak terjadi
untuk anak yang mengalami gizi buruk. Begitu terkena luka, biarpun sedikit
saja, biasanya akan sulit disembuhkan. Seakan-akan aliran darah tiada mau
berhenti. Akibatnya, bakteri jahat pun dengan mudah masuk lewat udara dan
tertanam di bawah lapisan kulit.
Cukup berbahaya, bukan?
Untuk mencegah anak
dari kekurangan gizi, seyogyanya
perlu menerapkan pola hidup sehat sehari-hari. Makanan empat sehat lima
sempurna sering-sering disediakan untuknya. Jangan hanya nasi atau makanan
berkarbohidrat tinggi. Selain kurang produktif untuk perbaikan gizi, efeknya
bisa lebih buruk dalam jangka panjang.
HALAMAN SELANJUTNYA: