Perhiasan Karya Para Seniman Bali di Butik-butik Mewah Dunia
Rabu, 19 April 2017
Perhiasan Karya Para Seniman Bali di Butik-butik Mewah Dunia
John Hardy merupakan galat satu merek perhiasan terpopuler dan termahal pada global. Tangan para seniman Bali berperan di baliknya. (KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI)
John Hardy pribadi jatuh cinta dalam Bali. Ia kemudian menetap di Ubud, & mengajak beberapa seniman buat membuat perhiasan handmade kualitas tinggi. Hasilnya adalah deretan perhiasan yang exceptional, diekspor ke beberapa negara, dipajang pada butik-butik mewah kelas dunia.
(Perhiasan) John Hardy dijual di beberapa toko glamor misalnya 5th Avenue di New York, Hongkong, Rusia, pula negara-negara Eropa, celoteh Director of Heritage, Hospitality, and Public Affairs John Hardy, Polly Purser pada KompasTravel waktu menyambangi lokasi workshop John Hardy pada Ubud, Bali, beberapa saat lalu.
Tempat workshop John Hardy berlokasi pada Br Baturning No 1, Desa Mambal, Abiansemal, Badung 80352. (KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI)
Tempat workshop tadi berlokasi di Banjar Baturning No 1, Desa Mambal, Abiansemal, Badung 80352. Di dalam area 2 hektar, wisatawan sanggup melihat loka para artis mengerjakan semua perhiasan berkualitas tinggi di bawah label John Hardy.
Desain kami terinspirasi sang alam, pula hewan-hewan mistis & legenda, tambah Polly.
Benar saja. Begitu memasuki loka workshop, Anda akan disambut oleh ruangan dengan instalasi yang memajang kumpulan perhiasan spesial John Hardy. Gelang, kalung, anting, cincin, dan aneka macam perhiasan lainnya sungguh memikat mata. Gelang perak dengan ujung berbentuk ketua naga adalah galat satu trademark John Hardy.
Saya kemudian diajak berkeliling ke beberapa ruangan. Pertama merupakan Design Room, yg dikelilingi kolam serta hijaunya sawah. Ini ditujukan agar para desainer sanggup menggambar tanpa tekanan.
Di sini kami benar-benar memikirkan kesehatan dan kenyamanan pekerja. Di kembali output produk yang baik, ada kesenangan karyawan yang tinggi, kata Polly.
Pembuatan desain seluruh produk John Hardy sama sekali nir memakai komputer. Penggambaran dan pewarnaan dilakukan menggunakan tangan. Gambar tersebut dibentuk di atas kertas menggunakan skala 1:1, alias sama misalnya ukuran aslinya. (KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI)
Salah satu buktinya merupakan sebuah meja panjang pada dekat Design Room. Long Table, begitu para pekerja menyebutnya, menjadi tempat makan siang bersama para pekerja di John Hardy.
Ada sekitar 700 pekerja pada sini. Kalaupun mereka ketinggalan makan siang, ada afternoon tea tiap sore. Semua bahan makanan pun kami ambil menurut tanah kami di sini, papar Polly.
Pembuatan desain semua produk John Hardy sama sekali tidak menggunakan personal komputer . Penggambaran dan pewarnaan dilakukan menggunakan tangan. Gambar tadi dibentuk pada atas kertas dengan skala 1:1, alias sama seperti berukuran aslinya.
Polly mengajak saya masuk ke beberapa ruangan berikutnya. Ada ruangan buat waxing, alias membuat replika contoh produk memakai lilin. Model dari lilin tadi lalu dimasukkan ke dalam adonan semacam semen. Hasilnya adalah semen menggunakan cetakan desain produk yg diinginkan.
Barulah material seperti emas atau perak dimasukkan ke dalam cetakan ini, celoteh Polly.
Proses menciptakan perhiasan ini membutuhkan ketika yang tak sementara waktu. Polly menuturkan, mulai dari proses menggambar hingga produk siap dipamerkan di etalase, butuh saat kurang lebih 1-2 tahun. Hanya buat satu jenis produk.
Tak heran, harga buat satu produk perhiasan John Hardy sama sekali tidak murah.
Harganya mulai dari 750 dollar AS hingga 60.000 dollar AS buat satu produk, tambah Polly.
Mulai menurut proses menggambar hingga produk siap dipamerkan pada etalase, butuh ketika kurang lebih 1-2 tahun. Hanya buat satu jenis produk. (KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI)
Bagaimana jika orang Indonesia tertarik & ingin membeli produk John Hardy?Selain menyambangi eksklusif lokasi workshop pada Ubud, John Hardy jua dijual di Plaza Indonesia (Jakarta) dan The Mulia Hotel Bali selain pula toko Duty Free pada Bandara Internasional Ngurah Rai Bali.
Saat menyambangi lokasi workshop pada Ubud, wisatawan bisa ikut tur mengelilingi beberapa lokasi pembuatan serta makan siang di Long Table.
Hal terpenting, John Hardy adalah media promosi Indonesia lewat koleksi perhiasan berkualitas tinggi hasil karya seniman Bali. Polly mengungkapkan, beberapa waktu lalu John Hardy membawa empat seniman berdasarkan Indonesia ke New York buat memeragakan cara membuat perhiasan handmade.
Nama programnya Artisans in Residence, digelar pada New York beberapa waktu lalu. Kami membawa beberapa artis Bali buat mempromosikan Indonesia, terutama perak & output kerajinan spesial lokal, tutup Polly.
John Hardy merupakan galat satu merek perhiasan terpopuler dan termahal pada global. Tangan para seniman Bali berperan di baliknya. (KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI)
John Hardy pribadi jatuh cinta dalam Bali. Ia kemudian menetap di Ubud, & mengajak beberapa seniman buat membuat perhiasan handmade kualitas tinggi. Hasilnya adalah deretan perhiasan yang exceptional, diekspor ke beberapa negara, dipajang pada butik-butik mewah kelas dunia.
(Perhiasan) John Hardy dijual di beberapa toko glamor misalnya 5th Avenue di New York, Hongkong, Rusia, pula negara-negara Eropa, celoteh Director of Heritage, Hospitality, and Public Affairs John Hardy, Polly Purser pada KompasTravel waktu menyambangi lokasi workshop John Hardy pada Ubud, Bali, beberapa saat lalu.
Tempat workshop John Hardy berlokasi pada Br Baturning No 1, Desa Mambal, Abiansemal, Badung 80352. (KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI)
Tempat workshop tadi berlokasi di Banjar Baturning No 1, Desa Mambal, Abiansemal, Badung 80352. Di dalam area 2 hektar, wisatawan sanggup melihat loka para artis mengerjakan semua perhiasan berkualitas tinggi di bawah label John Hardy.
Desain kami terinspirasi sang alam, pula hewan-hewan mistis & legenda, tambah Polly.
Benar saja. Begitu memasuki loka workshop, Anda akan disambut oleh ruangan dengan instalasi yang memajang kumpulan perhiasan spesial John Hardy. Gelang, kalung, anting, cincin, dan aneka macam perhiasan lainnya sungguh memikat mata. Gelang perak dengan ujung berbentuk ketua naga adalah galat satu trademark John Hardy.
Saya kemudian diajak berkeliling ke beberapa ruangan. Pertama merupakan Design Room, yg dikelilingi kolam serta hijaunya sawah. Ini ditujukan agar para desainer sanggup menggambar tanpa tekanan.
Di sini kami benar-benar memikirkan kesehatan dan kenyamanan pekerja. Di kembali output produk yang baik, ada kesenangan karyawan yang tinggi, kata Polly.
Pembuatan desain seluruh produk John Hardy sama sekali nir memakai komputer. Penggambaran dan pewarnaan dilakukan menggunakan tangan. Gambar tersebut dibentuk di atas kertas menggunakan skala 1:1, alias sama misalnya ukuran aslinya. (KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI)
Salah satu buktinya merupakan sebuah meja panjang pada dekat Design Room. Long Table, begitu para pekerja menyebutnya, menjadi tempat makan siang bersama para pekerja di John Hardy.
Ada sekitar 700 pekerja pada sini. Kalaupun mereka ketinggalan makan siang, ada afternoon tea tiap sore. Semua bahan makanan pun kami ambil menurut tanah kami di sini, papar Polly.
Pembuatan desain semua produk John Hardy sama sekali tidak menggunakan personal komputer . Penggambaran dan pewarnaan dilakukan menggunakan tangan. Gambar tadi dibentuk pada atas kertas dengan skala 1:1, alias sama seperti berukuran aslinya.
Polly mengajak saya masuk ke beberapa ruangan berikutnya. Ada ruangan buat waxing, alias membuat replika contoh produk memakai lilin. Model dari lilin tadi lalu dimasukkan ke dalam adonan semacam semen. Hasilnya adalah semen menggunakan cetakan desain produk yg diinginkan.
Barulah material seperti emas atau perak dimasukkan ke dalam cetakan ini, celoteh Polly.
Proses menciptakan perhiasan ini membutuhkan ketika yang tak sementara waktu. Polly menuturkan, mulai dari proses menggambar hingga produk siap dipamerkan di etalase, butuh saat kurang lebih 1-2 tahun. Hanya buat satu jenis produk.
Tak heran, harga buat satu produk perhiasan John Hardy sama sekali tidak murah.
Harganya mulai dari 750 dollar AS hingga 60.000 dollar AS buat satu produk, tambah Polly.
Mulai menurut proses menggambar hingga produk siap dipamerkan pada etalase, butuh ketika kurang lebih 1-2 tahun. Hanya buat satu jenis produk. (KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI)
Bagaimana jika orang Indonesia tertarik & ingin membeli produk John Hardy?Selain menyambangi eksklusif lokasi workshop pada Ubud, John Hardy jua dijual di Plaza Indonesia (Jakarta) dan The Mulia Hotel Bali selain pula toko Duty Free pada Bandara Internasional Ngurah Rai Bali.
Saat menyambangi lokasi workshop pada Ubud, wisatawan bisa ikut tur mengelilingi beberapa lokasi pembuatan serta makan siang di Long Table.
Hal terpenting, John Hardy adalah media promosi Indonesia lewat koleksi perhiasan berkualitas tinggi hasil karya seniman Bali. Polly mengungkapkan, beberapa waktu lalu John Hardy membawa empat seniman berdasarkan Indonesia ke New York buat memeragakan cara membuat perhiasan handmade.
Nama programnya Artisans in Residence, digelar pada New York beberapa waktu lalu. Kami membawa beberapa artis Bali buat mempromosikan Indonesia, terutama perak & output kerajinan spesial lokal, tutup Polly.
HALAMAN SELANJUTNYA: