Adu Program Agus, Ahok dan Anies Atasi Macet DKI, Pilih Mana
Rabu, 19 April 2017
Adu Program Agus, Ahok dan Anies Atasi Macet DKI, Pilih Mana
Adu program Agus, Ahok & Anies atasi macet DKI, pilih mana?Pilgub DKI 2017 tengah memasuki masa kampanye. Berbagai acara, janji cantik ditebar 3 pasangan kandidat demi meraih kursi gubernur & wakil gubernur periode 2017 sampai 2022.
Pilgub DKI 2017 tengah memasuki masa kampanye. Berbagai acara, janji cantik ditebar tiga pasangan kandidat demi meraih kursi gubernur dan wakil gubernur periode 2017 hingga 2022.
Salah satu dilema Jakarta yang menjadi sorotan yakni terkait kemacetan. Macet adalah salah satu 'penyakit' kota metropolitan. Setiap hari, Jakarta dirundung macet.
Oleh sebab itu, suatu hal yang masuk akal jika calon gubernur menjual solusi atasi macet Jakarta supaya dipilih sang masyarakat bunda kota. Agus Yudhoyono - Sylviana Murni, Basuki T Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat & Anies Baswedan - Sandiaga Uno punya cara masing-masing menjawab kemacetan Jakarta.
Pasangan angka urut satu ini memasukkan solusi macet di pada galat satu visi dan misinya membenahi Jakarta. Agus jua punya hasrat membebaskan Jakarta dari dilema macet.
Agus menyampaikan, hal pertama yg mampu dilakukan yaitu dengan mengurangi dan membatasi penggunaan kendaraan langsung pada jalan raya. Menurutnya, stagnasi mampu berkurang bila masyarakat memaksimalkan penggunaan transportasi publik.
Secara bersamaan, kita tingkatkan jumlah & jua kualitas public transportation atau transportasi publik di jalan raya, jelasnya.
Hal lain yg akan dilakukan yaitu, pihaknya akan menambah ruas-ruas jalan, baik pada atas maupun di bawah tanah. Sementara yg terakhir, pihaknya akan fokus pada manajemen kemudian lintas.
Yang terakhir, kita wajib menaikkan kualitas manajemen kemudian lintas secara terukur & proporsional, tuturnya.
Dia yakin bahwa empat cara tersebut mampu dijadikan penentu akan kemampuannya dalam mengurangi stagnasi di Jakarta.
Kemacetan yang sebagai asal tidak sedikit pertarungan, yang kita memahami mengurangi saat produktivitas kita & mengurangi saat kita bertemu dengan famili, katanya.Ahok-Djarot
Basuki atau akrab disapa Ahok ini berkata, restriksi kendaraan sebagai langkah mengatasi kemacetan sebenarnya telah usang diperdebatkan. Terutama ketika low cost green car (LCGC) mulai memasuki pasar otomotif Indonesia.
Mungkin jikalau teori itu kita sanggup berdebat jua. Dulu ingat enggak waktu keluar mobil low cost, yg murah itu loh. Semua pakar menyampaikan bila dibiarkan mobil murah dijual maka kemacetan akan makin meningkat. Jadi kini mau ngikutin teori siapa, katanya di Rumah Pemenangan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (25/11).
Sedangkan, mantan Bupati Belitung Timur itu memiliki pandangan tidak selaras. Dia menilai, seharusnya penggunaan mobil murah harus dibatasi. Selain memperpadat jalan, juga mengonsumsi banyak bahan bakar.
Jadi jikalau bagi kami subsidi menengah ke bawah adalah membangun kereta api MRT pada mereka. Jadi yg kaya-kaya mau gunakan kendaraan beroda empat Rp 300 silakan. Pajak BPKB & STNK mengikuti harga mobil, terangnya.
Bahkan, Ahok menganggap semakin tidak sedikit kendaraan beroda empat yg mengaspal akan segera menguntungkan Pemprov DKI Jakarta. Mengingat dalam ketika dekat akan segera diterapkan sistem jalan berbayar, Electronic Road Pricing (ERP).
Saya senang jikalau orang beli mobil glamor-mewah silakan saja, tetapi bila kamu mau gunakan jalan mau lewat dikenai bayaran, tutupnya.Anies - Sandiaga
Anies menuturkan, stagnasi di Jakarta terjadi lantaran jumlah tunggangan lebih banyak ketimbang ukuran & panjang jalan yang tersedia. Menurutnya, keliru satu penyelesaiannya adalah mengurangi volume kendaraan yang mengaspal.
Kenapa sih jadi macet. Jumlah tunggangan di jalanan terlalu banyak dibanding panjang jalan enggak sama. Sekarang di gang kalau orang banyak macet pula. Cara kita mengurangi jumlah tunggangan di jalan, jelasnya.
Solusi lain yang ditawarkan Anies adalah menciptakan warga beralih dari kendaraan eksklusif ke transportasi massal. Caranya, lanjut dia, menggunakan menaikkan pelayanan transportasi massal sebagai lebih nyaman dan murah.
Bagaimana?Makin banyak yang memakai kendaraan bersama-sama. Harus dibuat 2 berubah. 1 Nyaman, 2 harus terjangkau. Lantaran itu nanti programnya menaikkan pelayanan kendaraan generik di Jakarta. Disubsidi biar terjangkau, ucapnya.
Adu program Agus, Ahok & Anies atasi macet DKI, pilih mana?Pilgub DKI 2017 tengah memasuki masa kampanye. Berbagai acara, janji cantik ditebar 3 pasangan kandidat demi meraih kursi gubernur & wakil gubernur periode 2017 sampai 2022.
Pilgub DKI 2017 tengah memasuki masa kampanye. Berbagai acara, janji cantik ditebar tiga pasangan kandidat demi meraih kursi gubernur dan wakil gubernur periode 2017 hingga 2022.
Salah satu dilema Jakarta yang menjadi sorotan yakni terkait kemacetan. Macet adalah salah satu 'penyakit' kota metropolitan. Setiap hari, Jakarta dirundung macet.
Oleh sebab itu, suatu hal yang masuk akal jika calon gubernur menjual solusi atasi macet Jakarta supaya dipilih sang masyarakat bunda kota. Agus Yudhoyono - Sylviana Murni, Basuki T Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat & Anies Baswedan - Sandiaga Uno punya cara masing-masing menjawab kemacetan Jakarta.
Pasangan angka urut satu ini memasukkan solusi macet di pada galat satu visi dan misinya membenahi Jakarta. Agus jua punya hasrat membebaskan Jakarta dari dilema macet.
Agus menyampaikan, hal pertama yg mampu dilakukan yaitu dengan mengurangi dan membatasi penggunaan kendaraan langsung pada jalan raya. Menurutnya, stagnasi mampu berkurang bila masyarakat memaksimalkan penggunaan transportasi publik.
Secara bersamaan, kita tingkatkan jumlah & jua kualitas public transportation atau transportasi publik di jalan raya, jelasnya.
Hal lain yg akan dilakukan yaitu, pihaknya akan menambah ruas-ruas jalan, baik pada atas maupun di bawah tanah. Sementara yg terakhir, pihaknya akan fokus pada manajemen kemudian lintas.
Yang terakhir, kita wajib menaikkan kualitas manajemen kemudian lintas secara terukur & proporsional, tuturnya.
Dia yakin bahwa empat cara tersebut mampu dijadikan penentu akan kemampuannya dalam mengurangi stagnasi di Jakarta.
Kemacetan yang sebagai asal tidak sedikit pertarungan, yang kita memahami mengurangi saat produktivitas kita & mengurangi saat kita bertemu dengan famili, katanya.Ahok-Djarot
Basuki atau akrab disapa Ahok ini berkata, restriksi kendaraan sebagai langkah mengatasi kemacetan sebenarnya telah usang diperdebatkan. Terutama ketika low cost green car (LCGC) mulai memasuki pasar otomotif Indonesia.
Mungkin jikalau teori itu kita sanggup berdebat jua. Dulu ingat enggak waktu keluar mobil low cost, yg murah itu loh. Semua pakar menyampaikan bila dibiarkan mobil murah dijual maka kemacetan akan makin meningkat. Jadi kini mau ngikutin teori siapa, katanya di Rumah Pemenangan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (25/11).
Sedangkan, mantan Bupati Belitung Timur itu memiliki pandangan tidak selaras. Dia menilai, seharusnya penggunaan mobil murah harus dibatasi. Selain memperpadat jalan, juga mengonsumsi banyak bahan bakar.
Jadi jikalau bagi kami subsidi menengah ke bawah adalah membangun kereta api MRT pada mereka. Jadi yg kaya-kaya mau gunakan kendaraan beroda empat Rp 300 silakan. Pajak BPKB & STNK mengikuti harga mobil, terangnya.
Bahkan, Ahok menganggap semakin tidak sedikit kendaraan beroda empat yg mengaspal akan segera menguntungkan Pemprov DKI Jakarta. Mengingat dalam ketika dekat akan segera diterapkan sistem jalan berbayar, Electronic Road Pricing (ERP).
Saya senang jikalau orang beli mobil glamor-mewah silakan saja, tetapi bila kamu mau gunakan jalan mau lewat dikenai bayaran, tutupnya.Anies - Sandiaga
Anies menuturkan, stagnasi di Jakarta terjadi lantaran jumlah tunggangan lebih banyak ketimbang ukuran & panjang jalan yang tersedia. Menurutnya, keliru satu penyelesaiannya adalah mengurangi volume kendaraan yang mengaspal.
Kenapa sih jadi macet. Jumlah tunggangan di jalanan terlalu banyak dibanding panjang jalan enggak sama. Sekarang di gang kalau orang banyak macet pula. Cara kita mengurangi jumlah tunggangan di jalan, jelasnya.
Solusi lain yang ditawarkan Anies adalah menciptakan warga beralih dari kendaraan eksklusif ke transportasi massal. Caranya, lanjut dia, menggunakan menaikkan pelayanan transportasi massal sebagai lebih nyaman dan murah.
Bagaimana?Makin banyak yang memakai kendaraan bersama-sama. Harus dibuat 2 berubah. 1 Nyaman, 2 harus terjangkau. Lantaran itu nanti programnya menaikkan pelayanan kendaraan generik di Jakarta. Disubsidi biar terjangkau, ucapnya.
HALAMAN SELANJUTNYA: