5 Hal Tentang Latte Factors, Kebiasaan yang Tanpa Disadari Bikin Uang Jajan Cepat Habis
Rabu, 19 April 2017
5 Hal Tentang Latte Factors, Kebiasaan yang Tanpa Disadari Bikin Uang Jajan Cepat Habis
Latte Factors, norma yg tanpa disadari bikin uang jajan cepat habis
Rasanya baru kemarin dapat uang jajan bulanan, tapi kok sudah habis aja, ya?Hmm… kira-kira uang jajan kita ke mana aja, nih?Coba, deh, perhatikan lagi pengeluaran kita. Jangan-jangan tanpa sadari kita tak jarang membelanjakan uang buat barang atau makanan tertentu yg sebenarnya enggak penting-krusial banget. Hal ini dianggap menggunakan kata Latte Factors.
Berikut 5 hal tentang Latte Factors, kebiasaan yg tanpa disadari bikin uang jajan cepat habis.
Apa Itu Latte Factors?
Sebenarnya apa, sih, Latter Factors itu?Latte Factors adalah pengeluaran mini yg dimuntahkan berkali-kali tanpa kita sadari. Seringnya apa yang dibeli enggak terlalu penting tapi rutin dilakukan. Istilah ini pertama kali diungkapkan oleh David Bach, karena kebiasaannya membeli Latte setiap hari.
Apa Saja Latte Factors Itu?
Bagi setiap orang, Latte Factors itu sanggup bermacam-macam. Misalnya transportasi online yg kita gunakan setiap hari, hobi nongkrong pada coffee shop seminggu beberapa kali, biaya antar bank yg ditarik ketika kita merogoh uang pada ATM bank lain, nongkrong di café, & lainnya.
Mungkin kita berpikir, kuliner atau sandang yang dibeli kan penting?Hal ini sahih, kok, akan tetapi kalau jumlahnya banyak, itu bisa termasuk ke Latte Factors. Misalnya, kita enggak wajib selalu beli baju atau sepatu setiap bulan. Alih-alih gunakan transportasi online, kita mampu memakai transportasi umum yg lebih murah, kecuali bila terdesak, dan enggak harus nongkrong beberapa minggu sekali atau ngopi beberapa minggu sekali jua, kan?
Kenapa Latte Factors Bikin Boros?
Kalau dipikir-pikir, Latte Factors ini bikin boros karena kita enggak sadar telah mengeluarkannya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bank Permata, pada sebulan kita bisa mengeluarkan uang sampai Rp 900.000 buat Latte Factors ini. Umumnya merupakan buat membeli barang-barang penunjang penampilan.
Instant Gratification
Alasan kenapa kita senang membelanjakan uang buat hal-hal misalnya ini adalah untuk mendapatkan kesenangan. Tapi, ini hanya kesenangan sesaat alias instant gratification. Instant gratification yaitu dorongan buat mendapatkan sesuatu tanpa penundaan. Ketika pengin sesuatu, kita harus segera memenuhinya waktu itu jua.
4 Cara Mengentikan Latte Factors
Ada empat cara yg bisa kita contek nih. Yaitu Stop, maksudnya waktu pengin sesuatu, cek lagi apakah kita benar-benar membutuhkannya. Jangan-jangan kita cuma pengin doang. Seringkali kita tergiur beli sesuatu atas iming-iming sale atau insentif, padahal sebenarnya enggak terllau penting.
Hemat Tapi Enggak Kere
Menyadari banyaknya hal-hal kecil yang enggak disadari bikin kita boros, Bank Permata mengeluarkan cara jitu buat mengatasi hal ini, nih. Melalui gerakan #sayanguangnya, diharapkan semakin tidak sedikit yg sanggup mengatur keuangan menggunakan baik, jadi semakin mengurangi gaya hidup konsumerisme yg bisa bikin boros, deh.
Latte Factors, norma yg tanpa disadari bikin uang jajan cepat habis
Rasanya baru kemarin dapat uang jajan bulanan, tapi kok sudah habis aja, ya?Hmm… kira-kira uang jajan kita ke mana aja, nih?Coba, deh, perhatikan lagi pengeluaran kita. Jangan-jangan tanpa sadari kita tak jarang membelanjakan uang buat barang atau makanan tertentu yg sebenarnya enggak penting-krusial banget. Hal ini dianggap menggunakan kata Latte Factors.
Berikut 5 hal tentang Latte Factors, kebiasaan yg tanpa disadari bikin uang jajan cepat habis.
Apa Itu Latte Factors?
Sebenarnya apa, sih, Latter Factors itu?Latte Factors adalah pengeluaran mini yg dimuntahkan berkali-kali tanpa kita sadari. Seringnya apa yang dibeli enggak terlalu penting tapi rutin dilakukan. Istilah ini pertama kali diungkapkan oleh David Bach, karena kebiasaannya membeli Latte setiap hari.
Apa Saja Latte Factors Itu?
Bagi setiap orang, Latte Factors itu sanggup bermacam-macam. Misalnya transportasi online yg kita gunakan setiap hari, hobi nongkrong pada coffee shop seminggu beberapa kali, biaya antar bank yg ditarik ketika kita merogoh uang pada ATM bank lain, nongkrong di café, & lainnya.
Mungkin kita berpikir, kuliner atau sandang yang dibeli kan penting?Hal ini sahih, kok, akan tetapi kalau jumlahnya banyak, itu bisa termasuk ke Latte Factors. Misalnya, kita enggak wajib selalu beli baju atau sepatu setiap bulan. Alih-alih gunakan transportasi online, kita mampu memakai transportasi umum yg lebih murah, kecuali bila terdesak, dan enggak harus nongkrong beberapa minggu sekali atau ngopi beberapa minggu sekali jua, kan?
Kenapa Latte Factors Bikin Boros?
Kalau dipikir-pikir, Latte Factors ini bikin boros karena kita enggak sadar telah mengeluarkannya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bank Permata, pada sebulan kita bisa mengeluarkan uang sampai Rp 900.000 buat Latte Factors ini. Umumnya merupakan buat membeli barang-barang penunjang penampilan.
Instant Gratification
Alasan kenapa kita senang membelanjakan uang buat hal-hal misalnya ini adalah untuk mendapatkan kesenangan. Tapi, ini hanya kesenangan sesaat alias instant gratification. Instant gratification yaitu dorongan buat mendapatkan sesuatu tanpa penundaan. Ketika pengin sesuatu, kita harus segera memenuhinya waktu itu jua.
4 Cara Mengentikan Latte Factors
Ada empat cara yg bisa kita contek nih. Yaitu Stop, maksudnya waktu pengin sesuatu, cek lagi apakah kita benar-benar membutuhkannya. Jangan-jangan kita cuma pengin doang. Seringkali kita tergiur beli sesuatu atas iming-iming sale atau insentif, padahal sebenarnya enggak terllau penting.
Hemat Tapi Enggak Kere
Menyadari banyaknya hal-hal kecil yang enggak disadari bikin kita boros, Bank Permata mengeluarkan cara jitu buat mengatasi hal ini, nih. Melalui gerakan #sayanguangnya, diharapkan semakin tidak sedikit yg sanggup mengatur keuangan menggunakan baik, jadi semakin mengurangi gaya hidup konsumerisme yg bisa bikin boros, deh.
HALAMAN SELANJUTNYA: